Kamis, 20 Desember 2012

Fotosintesis adalah proses pembuatan energi atau zat makanan/glukosa yang berlangsung atas peran cahaya matahari (photo = cahaya, synthesis = proses pembuatan/pengolahan) dengan menggunakan zat hara/mineral, karbon dioksida dan air. Makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis adalah tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk hidup bergantung pada energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis
Fungsi Foto sintesis

Fungsi Fotosintesis sebagai berikut:
  1. Fungsi utama fotosintesis untuk memproduksi zat makanan berupa glukosa. Glukosa menjadi bahan bakar dasar pembangun zat makanan lainnya, yaitu lemak dan protein dalam tubuh tumbuhan. Zat-zat ini menjadi makanan bagi hewan maupun manusia. Oleh karena itu, kemampuan tumbuhan mengubah energi cahaya (sinar matahari) menjadi energi kimia (zat makanan) selalu menjadi mata rantai makanan.
  2. Fotosintesis membantu membersihkan udara, yaitu mengurangi kadar CO2 (karbon dioksida) di udara karena CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis. Sebagai hasil akhirnya, selain zat makanan adalah O2 (Oksigen) yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan.
  3. Kemampuan tumbuhan berfotosintesis selama masa hidupnya menyebabkan sisa-sisa tumbuhan yang hidup masa lalu tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta tahun menjadi batubara menjadi salah satu sumber energi saat ini.

Proses Fotosintesis

      Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula danoksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Berikut ini adalah persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa:

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Fotosintesis pada alga dan bakteri

Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang hanya terdiri dari satu sel. Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang sama. Hanya saja karena alga memiliki berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih bervariasi.Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof. Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang dihasilkan oleh organisme lain.
Proses Fotosintesis. [Sumber Referensi : Wikipedia dan Tertpopulerdotnet]

Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan udara untuk membuat makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun pada daun tanaman menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari menjadi karbon dioksida dari udara, dan air dari tanah menjadi makanan yang mengandung gula. Tumbuhan lalu mengeluarkan oksigen sebagai hasil yang tidak terpakai, walaupun sebagian digunakan untuk bernapas. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.
Proses atau Reaksi fotosintesis ada dua

1. Reaksi terang
Berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah struktur bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan dalam kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam fotosintesis. Reaksi terang di sebut juga fotolisis karena proses penyerapan energi cahaya dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan hidrogen.
Berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang.
Tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi siklus terang karena energi yang dipakai berasal dari reaksi terang.
Ada dua macam siklus, yaitu siklus Calin-Benson dan siklus hatch-Slack. Pada siklus Calin-Benson, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh enzim rubisco. Pada siklus hatch-Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon empat. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxylase.
produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa yang dipakai tumbuhan untuk aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan energi.

Sistem Pernafasan Manusia

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Jalannya Udara Pernapasan

1. Udara masuk melalui lubang hidung
2. melewati nasofaring
3. melewati oralfarink
4. melewati glotis
5. masuk ke trakea
5. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
6. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
7. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)




pertukaran udara yang sebenarnya hanya terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang dewasa terdapat sekitar 300 juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau sekitar 1 kali luas lapangan tenis, atau luas 100 kali dari kulit kita.
Nasal (Hidung)

Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapas

Faring


Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan.

Laring (pangkal tenggorokkan)

merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru


Trakea (tenggorokan)

Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.

Bronchus (cabang tenggorokkan)

Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.

Pulmo (alveolus)

Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut.

Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir.

Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.

Bernafas
Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan. Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara).
Untuk dapat terlaksananya proses inspirasi dan ekspirasi, kita perlu mengenal beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan, diantaranya:

1. Diafraghma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).

2. Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis)
Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau relasasi saat terjadi proses pernapasan.
permukaan bagian dalan rongga dada dan permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura. membran pleura yang melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang melapisi paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua membran terdapat rongga pleura yang berisi cairan getah bening.

Mekanisme bernapas
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.

Mekanisme pernapasan dada
1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru

2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

mekanisme pernapasan perut
1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk

2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

Udara pernapasan
Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi enam macam, yaitu:

1. Udara pernapasan biasa (volume tidal) --> VT
Merupakan udara yang masuk dan keluar paru-paru pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml

2. Udara cadangan inspirasi (udara komplementer) --> UK
Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 - 3000 ml

3. Udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) --> US
Merupakan udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer adalah 1250 - 1300 ml

4. Udara residu --> UR
merupakan udara yang tersisa di dalam paru-paru, yang berfungsi untuk menjaga agar paru-paru tetap dalam keadaan mengembang. besarnya udara residu adalah 1200 ml.
Volume udara pernapasan

* Volume udara pernapasan berkisar 500 - 3500 ml

* Dari 500 ml udara yang dihirup, hanya 350 ml yang sampai di alveolus, sisanya hanya sampai saluran pernapasan.

* Jumlah oksigen yang diperlukan sehari untuk tiap individu sebesar 300 cc.

Kapasitas paru-paru


1. Kapasitas vital --> KV
Merupakan kemampuan paru-paru mengeluarkan udara secara maksimal setelah melakukan inspirasi secara maksimal.
Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KV = VT + UK + US

Berdasarkan rumus di atas kapasitas vital paru-paru adalah sebesar 4750 ml

2. Kapasitas total --> KT
Merupakan udara yang dapat tertampung secara maksimal di paru-paru secara keseluruhan.
Kapasitas total paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KT = KV + UR

Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung kapasitas total paru-paru adalah sebesar 5800 ml

Frekuensi pernapasan
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:
1. Usia
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun

2. Jenis kelamin.
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan
3. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat

4. Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.

5. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat

Pertukaran Oksigen dan Carbondioksida
1. pertukaran oksigen
Kebutuhan oksigen setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, aktivitas, berat badan, jenis kelamin dan jumlah makanan yang dikonsumsi makanan yang dikonsumsi.
Dalam keadaan biasa jumlah oksigen yang dibutuhkan sebanyak 300 ml perhari per individu. Sebagian besar oksigen diangkut oleh hemoglobin dengan reaksi sebagai berikut:

Hb4 + 4 O2 -----> 4 HbO2

Proses pengikatan dan pelepasan oksigen dipengaruhi oleh tekanan oksigen, kadar oksigen, kadar carbondioksida dan kadar oksigen dan karbondioksida di jaringan tubuh.

Penjelasan dari segi tekanan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tekanan oksigen di udara sama dengan tekanan oksigen dalam alveolus. Tekanan oksigen di arteri 100 mmHg, tekanan oksigen di jaringan 0 - 40 mmHg, tekanan oksigen di vena 40 mmHg. Jadi tekanan oksigen di udara luar = tekanan oksigen di alveolus. Tekanan udara di alveolus lebih besar dibandingkan tekanan oksigen di arteri. Tekanan oksigen di arteri lebih besar dari tekanan oksigen di jaringan.
•Berapa cc O2 yang dapat diangkut oleh 5 liter darah, sekali beredar ke seluruh tubuh?

Setiap 100 cc darah di arteri mampu mengangkut 19 ccO2.
Setelah sampai di vena setiap 100 cc darah masih mengandung O2 sebanyak 12 cc Jadi volume O2 yang tertinggal di jaringan adalah 7 cc.

•Jika volume darah ada 5 liter, atau 5000 liter, maka volume O2 yang sampai ke jaringan sekali beredar adalah:
•5000 / 100 x 7 cc = 50 x 7 = 350 cc

2. pertukaran Karbondioksida
P.CO2 di jaringan tubuh = 60 mmHg à P. CO2 di vena = 47 mmHg à P. CO2 di alveolus atau luar tubuh = 35 mmHg

•Pengangkutan CO2 oleh darah dilakukan 3 cara yaitu:

a. Oleh plasma darah
CO2 + H2O H2CO3
Pengangkutan ini dibantu enzim karbonat anhidrase jumlah CO2 yang dapat di
angkut sebanyak 5 %.

b. Oleh Hemoglobin
CO2 + Hb -----> HbCO2 (Karbominohemoglobin)

c. Pertukaran klorida
- CO2 + H2O -------> HCO3
- H2CO3 -------> H+ dan HCO3
- H+ di ikat Hb, krn bersifat racun dalam sel
- HCO3 --------> ke plasma darah
- HCO3 ---------> diganti oleh Cl-

Gangguan pada alat pernapasan
Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia.

1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.

2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.

3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.

4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza.

a. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.

b. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.

c. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.

d. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan.

e. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.

5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).

6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.

7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan kuman difteri.

8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.

9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.

11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium.


Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan
Kandungan Asap RokokAsap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel.komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat di bagi atas asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping. Misalnya karbon monoksida, 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama , benzopiren 3 kali, dan ammonia 50 kali. Bahan bahan ini dapat bertahan di ruangan berjam jam lamanya.


Penyakit Akibat Merokok.
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru.
Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis, dan asma. Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru. Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru.
Dibandingkan dengan bukan seorang perokok, kemungkinan timbulnya kenker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.Gangguan yang ditimbulkan akibat merokok antara lain sebagai berikut.

1. Jantung KoronerMerokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung koroner. Merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan pembuluh darah perifer.

2. StrokePenyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak sehingga pecah banyak dikaitkan dengan kegiatan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok

3. Memudahkan Terjangkit AIDSDalam penelitian yang banyak dilakukan di amerika serikat dan inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Ternyata merokok menurunkan kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terkena AIDS.

4. Gangguan Fisiologis Nikotin menyebabkan ketagihan. Selain itu, nikotin juga merangsang pelepasan andrenalin, meningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin juga dapat mengaktifkan trombosit sehingga terjadi adhesi (penempelan) trombosit ke dalam pembuluh darah. Karbon monoksida melarutkan hemoglobin, sehingga persediaan opksigen untuk jaringan tubuh menurun. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). CO membuat darah mengental dan mudah menggumpal.


SISTEM PERNAPASAN VERTEBRATA
Vertebrata terdiri dari lima kelompok, yaitu ikan, katak, reptilia, burung dan mamalia.Kelima anggota vertebrata tersebut memiliki susunan alat dan sisitem pernapasan berbeda. Akan dibahas Sbb.

A. Sistem Pernapasan Pada Ikan
Ikan hanya dapat hidup di air dan mempunyai alat pernapasan yang khusus. Ikan bernapasa dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepala. Ikan bertulang sejati misalnya ikan mas, mempunyai tutup insang atau disebut operculum. Insang mempunyai lembaran yang halus yang banyak mengandung kapiler darah sehingga berwarna merah.Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya meluas membentuk lipatan tidak teratur yang disebut labirin. Rongga labirin berguna untuk menyimpan udara sehingga ikan tersebut dapat hidup di lingkungan yang kurang oksigen.

B. Sistem Pernapasan Pada Katak
Katak mempunyai daur hidup di dua alam yang berbeda yaitu di darat dan di air. Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Waktu katak masih berbentuk larva, berudu hidup di air dan bernapas dengan insang.

Berudu memiliki 3 pasang insang luar yang terdapat di belakang kepala. Insang luar terdiri atas lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka air disekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut dari air di sekeliling insang ini berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah. Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan terbentuk insang dalam. Insang dalam mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Kemudian berudu perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari udara berdifusi melalui kulit yang basah kiemudian masuk ke pembuluh kapiler darah. Oleh karena itu katak sering berada di tempat berair supaya kulitnya tetap lembab. Selain itu selaput kulit pada rongga mulutnya juga di gunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.

C. Sistem Pernapasan Pada Reptilia
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang rusuk.

D. Sistem Pernapsan Pada Burung
Burung ketika terbang digerakan oleh otot-otot dada. Ketika terbang gerakan otot dada dapat mengganggu pengambilan oksigen oleh paru-paru. Oleh karena itu, selain dengan bernapas dengan paru-paru, burung mempunyai alat bantu yang bernama kantong udara.

Kantong udara mempunyai fungsi :
1. membantu pernapasan pada waktu terbang
2. membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara
3. menyelubungi alat-alat dalam rongga tubuh hingga tidak kedinginan
4. membantu mencegah hilangnya panas badan yang terlalu besar

Saluran pernapasan yang terdiri atas lubang hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada percabangan tenggorokan terdapat alat suara atau siring. Siring adalah selaput suara yang bergetar dan menghasilkan bunyi jika dilewati udara

Jumat, 22 Juni 2012

IMAM ZARATHUSTRA



Di atas mimbar jalanan nan terik, debu-debu aspal menampar wajahnya yang mulai memerah. Terlihat matanya nyalang menembus pagar kawat berduri, nafasnya memburu kecongkakan rezim yang tak tahu diri. Maka jelas seluruh energi itu wujud manifestasi dari ”kepalan tangan kiri” yang diangkatnya tinggi-tinggi.
 ”Inilah jalan perjuangan kita, Kawan!”
 Siang itu, ia memang haus darah. Maka buaslah puluhan Mahasiswa yang berada dalam komandonya. Karena saat itu adalah hari perayaan mereka ketika satu persatu kepala polisi anti huru-hara muncrat. Ketika batang per batang lengan para penghalang patah. Di hadapan pagar betis barisan manusia, di tengah desingan tembakan peringatan dan kepulan gas air mata.
 ”Dan tahukah kalian!”
 Maka tahukah kalian, perjuangan ini untuk sebuah hak yang telah lama ditikam. Untuk sebuah kata suci yang telah dibredel, tercabik-cabik oleh sistem dalam kekuasaan hipokrit yang penuh kepentingan: Keadilan.
 Ia, dengan segenap  keperkasaan intelektualnya, memuji dirinya dengan nama pena, nama kebesarannya: Imam Zarathustra.
***
 ”Bro!”, dari arah belakang ia memukul akrab bahuku dengan buku lusuhnya yang bergambar kepala manusia berkumis setebal serabut kelapa: Nietzsche. ”Ada waktu?”
 ”Untuk apa?”, tanyaku. Ia memang kawan akrabku, kawan sefakultas. Partner diskusi yang jika sudah dimabok intelektual, maka adzan pun dianggapnya semacam auman suara pengganggu.
 ”Begini.” Ia mengambil posisi dan menyandarkan pantatnya di depan meja dosen secara elegan. ”Nggak tahu nih ya, entah sudah gila apa gue,” sambil menjepit lintingan rokok tangannya menggaruk-garuk kepala, jelas bukan karena korengnya gatal, ”terang aja, gue suka sama temenmu.”
 ”Heh??” Aku merapat, meyakinkan kalau kupingku masih berfungsi dengan baik, ”Bentar, bentar. Apa tadi lo bilang? Suka temen gue? Temen yang mana? Hahaha, gila lo ya.”

”Ah, manusiawi lah.. Itu, temenmu, siapa sih namanya, Aura? Itu, ikhwit sebutannya kan? Yang seorganisasi sama kamu itu.”
 Gelagat dan kikuknya membuat tawaku mulai asik. Jarang-jarang ketemu aktivis rasis mengidap virus melankolis. ”Ikhwit? Akhwat kalii.. Ya, namanya Aura. Aura Madina. Yang pake kaca-mata itu, bukan?”
 ”Hmm, ya, ya, Akhwat. Sudah gue duga, tawamu mesti bau karbit,” gerutunya. Sementara tawaku yang sedari tadi tertahan masih menyisakan seberkas senyum dikulum.
 ”Jadi begini.” Ia melompat ringan mengambil duduk di atas bangku, masih di bangku dosen. ”Begini, Bro. Sory aja, biar gue ancur begini, terus terang aja gue eneg lihat sapi-sapi tank top macam sekeliling kita itu, sumpah,” selorohnya sembari tangannya menunjuk mahasiswi berpakaian ketat yang berlalu lalang di luar. ”Gue ngerasa adem aja kalo lihat cewek-cewek berpakaian besar seperti teman-temanmu itu. Kesannya mereka bisa menghargai dirinya, kehormatannya. Jujur aja, kalo punya istri gue inginnya seperti itu. Kan perasaan kita bisa tenang tuh? Nah, kira-kira bisa nggak gue pacaran dulu sama Aura?”
 Jreng! Jreng! Belum habis sisa tawaku kali ini sudah disuguhi dagelan baru. Meledaklah kembali seperti knalpot yang terpingkal-pingkal menertawakan harga BBM. Pikir-pikir, akhwat mana yang mau diajaknya pacaran? Bisa-bisa dilempar panci biar tahu rasa! Hahaha.
 Jadi terlebih dulu kuberi tahu padamu, Kawan. Yang disukai kawanku ini, Aura, adalah seorang Akhwat yang ada di LDK (Lembaga Dakwah Kampus) di kampus kami. Akhwat berparas putih yang sudah masyhur kecantikannya di kampus kami. Kini ia Mahasiswi tingkat tiga akhir, semester 5. Dan boleh jadi demi menjaga kecantikannya, maka sekitar sebulan yang lalu ia mulai memakai cadar.
 Di kalangan Asrama Ikhwan, nama Aura seringkali kudengar menjadi bahan pembicaraan. Biasanya saat-saat kumpul santai atau menjelang tidur malam. Termasuk aku? Bwahaha, tidak mungkin, tidak mungkin. Aku cukup tahu diri, aku bukan levelnya Aura. Lagi pula, aktivis dakwah macam apa kalau otaknya dijadikan sebagai kolektor Akhwat? Aktivis dakwah model apa kalau mulutnya hanya untuk menggosip partner lawan jenis? Itulah mengapa, setiap kali ada yang datang dengan berlebai-lebai ria, buru-buru aku kill! Bagiku, selama bukan mahram, sikap lebay para aktivis pantas diperlakukan secara sadis! Hahaha. Lha, kini muncul si begundal kawanku ini yang bermaksud ta’arufan sama Aura. Ampuunn...
 ”Jadi gimana?” Imam mendesak.
 ”Oh, nggak bisa dong. Perempuan macam teman-teman gue maunya langsung dinikah. Tapi menurut gue sih, sory-sory aja ya, bukan bermaksud apa-apa, emang lo punya modal apa mau nembak Aura? Lagian kalau kita muslim, tentu kita tahu bahwa Allah akan memasangkan seseorang menurut kesamaannya, yang setara dengannya, sebagaimana yang telah disebutkan dalam QS. An-Nur ayat 26. Nah, lo Muslim bukan?”
 Imam buru-buru mengeluarkan dompet kulitnya, mencabut KTP dan membantingnya di depanku seperti ketika ia membanting kartu domino. Jelas-jelas ia sedang meyakinkanku bahwa di KTP-nya tercatat beragama Islam.
 ”Nah, baguslah itu. Tapi tak cukup hanya dengan itu. Karena apa jadinya jika seorang aktivis dakwah yang taat agamanya ketemu dengan orang sepertimu. Hahaha. Yah, setidaknya rubah dulu pemikiranmu.”
 Mendengar perkataanku, ekspresinya datar. Terdiam sesaat, kemudian ia berkata,
 ”Beri gue waktu, tapi sepertinya itu bisa diatur.”
***
 Matahari masih setinggi tonggak ketika aku melangkah menuju rumah kost-nya. Pintunya tertutup, namun terdengar dari dalam suara musik bertempo cepat. Seseorang yang tak terbiasa mendengar musik seperti itu mungkin akan berkelakar dapat membuat kuping berdarah, gendang telinga pecah. Sama sekali aku tak mengenal musik itu. Tapi setelah dipersilahkan masuk dan kulihat koleksi musiknya, kulihat beberapa di antaranya Runcid, The Used, RATM, Rufio, Alone at Last dan entah apa lagi yang semacamnya yang kebanyakan darinya mengajak mabok sampai mampus, bahkan berbau seruan untuk membenci agama.
 ”Musikmu nggak asik.” Aku menggoda.
 Seperti kuduga, senyumnya aduhai. Mengesankan kalau dirinya sedang berkata: ’tahu apa kau bocah, tuh pampersmu diganti. Bau tahu!’. Dan memang, belum selesai aku membatin mulutnya sudah keluar asap kretek,
 ”Memang selera kupingmu apa? Jangan ngomong kalo suka nasyid seperti knalpot pilek itu. Hahaha.”
 Terang saja, selorohnya sedikit membuat alarm survivalku berbunyi. Tapi karena memang sudah biasa, artinya bahwa setiap kali dia bicara sering mengandung unsur ajakan untuk ’perang’, maka kusikapi saja dengan diam. Diam, bukan berarti sama-sekali-diam, tapi aku tetap memikirkan bagaimana caranya agar secara diam-diam aku memberinya semacam pelajaran, hahah. Yah, sedikit sentilan mungkin, agar dia tidak terus-terusan merasa di atas awan. Mungkin itu satu kelemahanku, aku tak mudah ikhlas jika ada seseorang yang stagnan dengan kecongkakan.
 Nah, kebetulan saat ini aku membawa laptop. Maka pelan-pelan kuambilnya dari tas tanselku. Kunyalakan, sejenak kemudian kugelar lembar ’explore’, lalu mengarahkan kursor tepat ke arah folder musik. Dan dalam hitungan detik, maka pecahlah cadas berjudul M.O.G.S.A.W (Mesenger of God Shallallahu ’alayhi wa Sallam) Purgatory.
 The M.O.G.. I can feel all..
Your Existance innersoul..
Can I be one of your love to serve you..
I’ll give my life.. All my life..
I’m yours,
Your martir!!
 “Buset,” lirihnya, “asik juga.” Kepalanya manggut-manggut bak dosen pembimbing skripsi lagi menemukan mood-nya. Atau seperti calon anggota legislatif sedang mendengar curhat pedagang pasar saat kampanye. Gayanya memang selangit, seolah-olah penikmat kretek sedang menilai rasa cengkeh di kebun tomat.
 Kondisi seperti ini sedikit banyak menguntungkanku. Aku dapat membuatnya respec lewat sesuatu yang lebih dekat dengannya. Hanya merupakan cara, ketika aku mendekatinya dengan karakter yang sesuai dengan dirinya. Maka kukenalkan juga dia dengan gebrakan musik Tengkorak, Band Underground dengan vocalis Ombat yang suaranya terdengar seperti kumur-kumur. Hingga sampai mengalun pula syair-syair Thufail Al-Ghifari dalam musik rap-nya yang kemudian membuat dirinya merasa seperti ditonjok.
 Pemanasan pagi itu setidaknya membuat dirinya cukup panas. Dan aku pun cukup puas, hahaha. Tapi tidak berhenti di situ!, namanya juga pemanasan, maka agenda selanjutnya adalah mengotak-atik pikiran.
 Adalah bagaimana supaya dia mampu melepas ‘kitab sucinya’, Thus Spoke Zarathutstra. Meski ia tak pernah menafikkan Al-Quran, katanya, tapi membacanya ia tak merasakan seperti halnya ketika ia merasakan kecantikan Thus Spoke Zarathustra.
 Aku katakan padanya, “Sebaiknya pertimbangkan lagi anggapanmu itu. Mungkin kamu tak merasakan indahnya Al-Qur’an karena kamu tidak faham bahasa Arab?”
 “Ah ya..,” nyengir saja ekspresinya, “kalau itu jawabannya, gue pikir akan menjadi semakin indah kalo Thus Spoke Zarathustra gue baca dari bahasa aslinya, bahasa Jerman.” Jawabnya.
 Ia memang sudah terlanjur gila dengan Nietzsche, sang ’pembunuh’ tuhan yang dulunya mati dalam keadaan gila itu. Aku tahu ia hanya berusaha untuk jujur. Dan dengan itu aku memberikan apresiasi kepadanya. Diskusi berjalan cukup melelahkan, bahkan untuk masalah ketuhanan saja memakan waktu yang teramat panjang. Beberapa hari aku rutin berdiskusi dengannya. Di kost, di kampus, atau bahkan di teras Masjid. Dari diskusi-diskusi alot dengannya itu, hingga pada akhirnya aku membuat satu kesimpulan, yaitu bahwa ketertarikannya dengan ’pikiran-pikiran nakal’ Nietzsche, pada saat itu aku yakin keadaan mentalnya memang pas, alias cocok dengan kejiwaan Nietzsche. Hal itu kemudian dibenarkan olehnya.
 Untuk mendukung kesadaran awalnya itu, suatu peristiwa kuingatkan padanya. Sekitar tiga bulan yang lalu kira-kira, ketika ia kubujuk Sholat Tarawih di Masjid, seusai itu ia lantas berseru kepadaku, ”Ih, ngeri imamnya. Suaranya bagus banget! Sampe banyak yang nangis sesenggukan gitu. Kok bisa ya?” takjubnya.
 Lalu aku bertanya kepadanya, ”Lha, kamu ikut nangis nggak?”
 Dia jawab, ”Hahaha, boro-boro nangis. Ngantuk gua! Hahaha. Emang Ayat tentang apaan, sampai bisa nangis-nangis gitu?”
 Aku jawab, ”tentang Hisab.”
 Waktu tertunda sesaat ketika mukanya pucat mendengar jawaban singkatku, persis pucatnya ketika saat ini ia kuingatkan kejadian itu. Satu hal, mungkin, yang menjadikannya tersadar: Ingat mati. Namun titik poin yang ingin kusampaikan padanya adalah bagaimana imam Masjid beserta sebagian makmum Sholat Tarawih waktu itu bisa sampai menangis bahkan dengan sesenggukan? Jawabnya, mereka mampu merenungkan ayat-ayat itu. Mereka mampu menghunjamkan setiap makna Al-Qur’an ke dalam ruh mereka, ke dalam relung jiwa-hidup mereka. ”Sedangkan kamu,” tunjukku, ”tidak. Kamu masih sekedar menjiwai igauan Nietzsche.”
 Ia bungkam. Sama sekali tak terdengar balasan.
 Diam dan heningnya itu kemudian lamat-lamat mengundang angin lembut untuk datang berhembus, lalu dengan tenang dan elegan menghampiri wajahnya, memejamkan matanya, meniup dan melambai-lambaikan rambut sebahunya. Seakan hembusan angin itu perlahan-lahan sedang mengelupas hijab dalam hatinya.
 Maka kemudian, mengakhiri perjumpaan itu aku meminjaminya buku untuk dipelajari dan direnungkan. Kuberinya buku bersampul putih, yang di mukanya bertuliskan teks warna merah menyala: Peraturan Hidup Dalam Islam.
 ”Bab pertama,” kataku padanya, ”Jalan Menuju Iman.”
***
 Hari-hari berikutnya seiring dengan rutinitas diskusi wacana serta membahas buku putih itu, ia mulai tampak berubah. Yang membuatku geleng-geleng setengah tak percaya, saat ini, ia tak pernah telat untuk datang Sholat berjamaah di Masjid! Padahal sebelumnya jangankan masuk Masjid untuk Sholat, malah bisa ditebak keperluannya ke Masjid biasanya hanya untuk dua perkara: Kalau nggak cuci muka, pasti sedang produksi senjata pemusnah masal!
 Selain itu ia juga minta kepadaku diajari membaca Al-Qur’an dengan tartil, di samping ia juga meminta folder Murottal di laptopku. Tiga Murottal yang paling ia suka, katanya, Hany al-Rifa’i, Musyari Rasyid Al-Afasy, dan si kecil Muhammad Thoha Al-Junayd, yang katanya sering membuat matanya berkaca-kaca.
 Berarti selesai sudah. Tamatlah sudah Zarathustra.
 Namun secara tiba-tiba, ia merangsek pelan-pelan kepadaku, agak  menggelikan gelagatnya. Dilihat dari nada bicaranya, berarti ia sedang menagih.
 ”Lha terus gimana, Aura Madina gimana?”
 Begitu polos, sepolos lahirnya kembali ia dalam pemikirannya kini. Aku kesulitan menahan tawa, ternyata di balik sangar penampilannya itu sekian lama, tak diduga tak dinyana ia berhati Hello Kitty. Hahaha.
 Tetapi tak berselang lama setelahnya, seperti sebuah rem cakram, sesuatu itu telah membuat tawaku benar-benar berhenti mendadak. Pikiran itu muncul, kekhawatiran itu timbul, hingga akhirnya membuatku cemas, lemas.
 Untuk apa dia berubah? Jangan-jangan... Ya, jangan-jangan, ia salah dalam tujuan. Ah, terlalu cepat aku merasa ’puas’ padanya. Aku lupa mengingatkannya tentang satu hal: Ikhlas.
***
 Berdua. Aku menemani Imam datang ke rumah Aura. Cukup jauh, enam jam untuk sampai di kotanya. Di liburan akhir semester ini, lewat teman-teman se-asramanya dipastikan bahwa Aura mudik dan berada di rumahnya.
 Imam, terlepas dari kekhawatiranku tentang apa yang ada dalam hatinya, aku menganggap Imam Hambali bukan lagi Imam Zarathustra, yang kini prinsip hidupnya secadas ”doa” orang tuanya saat memberinya nama dengan mengambil teladan nama Imam Ahmad bin Hambal. Seorang Ulama’ Mujahid, yang tak bergeser sedikitpun dengan gertakan serta siksaan sang Muktazilah Khalifah Al-Makmun dalam mempertahankan kebenaran keyakinan.
 Kini bersamanya aku duduk menghadap keluarga yang sama sekali asing, untuk suatu hal yang asing pula, yang sama sekali belum pernah aku saksikan sebelumnya: Khitbah.
 Di sana, di saat kami berdua diserang kebekuan, Imam mengangkat wajahnya, untuk kemudian memberanikan diri menyampaikan maksud kedatangannya meski dengan susunan bahasa yang agak kacau dan belepotan. Padahal sesaat sebelumnya ia tahu bahwa Ibu Aura adalah guru Bahasa Indonesia di salah satu sekolah SMA.
 ”Sebagai orang tua,” Ibu Aura menjawab, ”selagi itu yang terbaik, kami merestui. Namun bagaimanapun hal ini saya kembalikan kepada yang bersangkutan, Nak Imam, karena dialah yang berhak menentukan jawaban. Nah, saya tanyakan dulu ke Aura-nya. Bagaimana, Aura?” Sang Ibu beralih kepada anaknya yang duduk menunduk di samping kirinya, yang sedari tadi tetap anggun dengan cadarnya.
 Menunggu sekian detik lamanya untuk kemudian Aura membuka bicara. Suaranya tipis, lembut, namun sedikit tergetar saat ia menyampaikan jawaban, ”Dengan mengharap ridha Allah. Bismillah, afwan, Akhi. Bukan bermaksud ana ingin menyakiti dan mengecewakan jauh-jauh kedatangan antum, atau, bukan berarti di mata ana antum kurang baik, terlebih-lebih kurang shalih. Namun Allah telah memberikan ana hati. Dan tentulah antum faham apa yang ana maksud dengan hati. Artinya, saat ini antum datang berdua, dan jika kemudian Akhi Fauzan memiliki urusan yang serupa, maka ana telah menyiapkan jawaban untuk mengiyakan. Afwan jiddan.”
 Senyap.
 Tapi aku tidak, aku malah terjingkat. Tersengat dalam diam. Tiba-tiba saja jantungku perlahan-lahan berdetak semakin cepat dan berat. Apa-apaan ini? Aura menyebut nama Fauzan? Benarkah Fauzan? Bukankah itu namaku? Ah, tidak, aku salah dengar. Tidak, Aura harus bisa menjelaskan. Dan di saat sebelum aku berhasil mengajukan pertanyaan kepadanya, suara lirih Imam terlebih dulu membungkam mulutku.
 ”Allahu Akbar!”, serunya, lirih. Lalu ia menepuk pundakku sembari tersenyum ajaib, ”Bro, selamat. Gue harap semua mahar yang gue siapkan, termasuk Tafsir Asy-Syahid Sayyid Quthb Fii Dzilaalil Qur’an, bersedia antum pergunakan. Sedangkan gue,” kerdip matanya menyela waktu, ”izinkan gue menjadi saksi pernikahan kalian.”
 Tak sadar deras air mataku. Tumpah seluruhnya meski dengan kuat-kuat berusaha aku pejamkan. Dadaku tersendat-sendat, karena tepat pada saat itu aku merasa malu serta kerdil di dekatnya. Bahkan rapuh, runtuh dalam rangkulnya.
Imam Zarathustra, waktu lalu mungkin aku dapat meraba menilainya, namun kini ia membuatku bungkam tanpa kata. [Ahsan Hakim]